PANTE KOKA / KOKA BEACH foto : John Oriwis |
Maumere, GS.- Unsur – unsur yang ada dalam
Destination Management Organization (DMO) dan Tourism Management Organization
(TMO) akan dapat berjalan dengan baik apabila fungsi dalam tata
kelola yang meliputi perencanaan, Implementasi dan pengawasan dapat
dilaksanakan dengan baik, perlu adanya koordinasi lintas sektoral sehingga
fungsi – fungsi tersebut dalam perkembangan teknologi saat ini bisa didekatklan
dengan teknologi informasi sehingga dapat diakses oleh seluruh dunia. Konsep
DMO dan TMO tersebut sama saja dengan membuat orkestra, dimana semua pemain di
dalamnya harus sepakat, lagunya naskah sampai irama sehingga ada kesinambungan
Demikian Harapan Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya
dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pambangunan
kabupaten Sikka Ir. Mauritius T. Da Cunha dalam Kegiatan Rapat Koordinasi
Destination Management Organization dan Tourism Management Organization se
daratan Flores di Aula Hotel Permatasari Maumere Sabtu (15/11/2014).
Sektor Pariwisata merupakan salah satu komponen
pendukung pembangunan nasional dalam bidang ekonomi, sosial dan Budaya. Untuk
mengoptimalkan kontribusi manfaat pariwisata diperlukan pola perencanaan dan
pengelolaan yang berkesenambungan. Pengolahan pariwisata tidak mudah, karena
bersifat multidimensi dan multisektoral sehingga memerlukan dukungan dan
keterpaduan serta sistem kepariwisataan.
Pola manajemen destinasi di daerah yang dinilai belum
maksimal, membuat pemerintah menerapkan metode Destination Management
Organization (DMO) dan Tourism Management Organization (TMO). Pola tersebut
dinilai cukup ampuh, karena melibatkan langsung semua p;ihak yang terkait,
pemangku kebijakan dan kepentingan mulai dari pemerintah daerah sampai ke
pengusaha yang menanamkan modal. Tujuan DMO dan TMO sendiri adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga destinasi bisa berkembang dengan baik
dan maksimal.
Hadirnya DMO dan TMO harus bisa saling melengkapi
sebagai produk yang menjembatani, tim DMO dan TMO harus bisa berbicara dengan
pemerintah daerah, karena destinasi itu milik daerah bukan pemerintah pusat.
Fungsi lain DMO dan TMO adalah mengsinkronkan dan menyusun rencana yang terarah
agar tidak timbul persoalan.
Disamping itu teknologi informasi dan Komunikasi
adalah salah satu kunci daya saing sejauh mana wisata dan bisnis yang ada
sekitarnya berfungsi dengan baik. Bahkan virtualisasi objek wisata yang
teredapat dalam website dan pemesanan online menuju objek tersebut menjadi isu
yang saat ini sedang berkembang. DMO dan TMO tidak hanya semata – mata
dipandang sebagai bentuk organisasi dalam pandangan klasik yang mengharuskan
adanya bentuk hierarki pembagian tugas secara tegas dengan garis
wewenang dan penugasan, tetapi DM<O dan TMO sejalan dengan kelahirannya
dimasa modern hendaklahy dipandang sebagai bentuk pengorganisasian pengelolaan
destinasi dengan menggunakan pendekatan modern pula yaitu pemanfaatan jejaring
informasi dan Teknologi.
Ketua DMO Flores, Yakobus Mbira dalam Sekapur sirihnya
mengatakan DMO sesuai dengan Peran dan fungsinya adalah sebagai kesiapan
Destinasi dan Kesiapan Promosi, oleh karena itu kepada semua pelaku uintuk
saling membuka diri dan menginstrospeksi dalam promosi perjalanan pariwisata di
flores
“Flores adalah satu titik DMO Pariwisata
dari 15 DMO yang ada di seluruh Wilayah Indonesia”. Ujar Yakobus.
Ia juga berharap kepada semua pelaku Pariwista untuk
saling bekerja sama dalam meningkatkan destinasi pariwisata Flores ke mata
Dunia.
Hadir dalam Kegiatan tersebut Kepala Dinas Pariwisata
kabupaten Sikka Wilhelmus Cyrilus, S.Sos, M.Si. Kabid. Destinasi Pariwisata
Propinsi NTT Thomas Lelang, para Pejabat Dinas Pariwisata se Flores dan Para
Pelaku Pariwisata. (athan)
0 komentar:
Posting Komentar