Aksi Pelajar saat Festival Seni Anak dan Pelajar Sikkafoto : Agustinus Adi Sucipto |
Hewokloang,
GS.-Penyelenggaraan
Festival Seni Anak dan Budaya sesungguhnya memiliki tujuan mulia. Besar
harapana agar melalui kegiatan festival seni dapat “lahir” generasi muda Sikka
yang kelak menjadi pemimpin yang berjiwa seni, berkarakter sesuai nilai budaya
yang kita miliki.
Demikian
hal ini dikemukakan Ketua Yayasan Pengembangan Masyarakat Flores (YPMF), Servas K. Bero, dalam
sambutannya pada Festival Seni Anak dan Pelajar Sikka ke VIII di Heo Puat,
Kecamatan Hewokloang. Jumad (14/11/2014) pagi.
Tujuan
jangka pendek penyelenggaraan festival ini adalah membuat anak – anak
bersosialisasi dengan dengan sesama anak – anak dalam suasana baru. Menciptakan
keakraban sehingga anak akan memiliki banyak taman.
Selain
itu, tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah untuk membentuk kepribadian anak
dengan menanamkan nilai – nilai budaya yang ada. Seperti kejujuran, kebajikan,
keadilan, cintai damai, saling harga menghargai satu sama lain dan berperilaku
yang baik sesuai harapan orang orang tua dan kita semua.
“tentu
menjadi harapan kita melalui kegiatan ini adalah lahir generasi muda yang kelak
menjadi pemimpin yang memiliki jiwa dan nilai seni. Memegang teguh nilai budaya
yang diwariskan. Pendidikan menjadi tidak bermakna, jika nilai seni budaya
tidak tertanam dalam diri anak - anak” harap Bero.
Kegiatan
Festival Seni Anak dan Pelajar Sikka VIII diselenggarakan FPMF dan North
Teretorial Australian (NTA) sejak tahun 2007. Dengan 23 sekolah dampingan, baik
sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama.
Wakil
Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar, dalam arahan sebelum membuka Festival
Seni ini memberi apresiasi sangat baik terhadap kegiatan ini. Sebab, kegiatan
ini tentunya bagian dari peran serta YPMF dan NTA dalam mendukung program
pemerintah dalam kaitannya dengan pendidikan karakter.
Menurut
Paolus Nong Susar, seni sesungguhnya merupakan sebuah ungkapan maksimal dari
dalam diri manusia. Kita bergerak, berbicara, melakukan sesuatu yang positif
adalah inti dari ungkapan seni budaya.
“untuk
itu, sekolah – sekolah harus menjadi pusat pengembangan estetika dan etika bagi
anak – anak. Kesuksesan sebuah pembangunan tidak saja diukur dari berhasilnya
pengembangan infrastruktur tapi juga diukur dari seberapa besar pembangunan
sumber daya manusia, terutama perkembangan karakter, etika masyarakat dan pola
pikir masyarakat” jelas Nong Susar.
Mewujudkan
harapan wisawatan, Pemerintah Kabupaten Sikka sementara ini sedang membangun
Pusat Cenderamata sebagai galleri untuk mendapatkan pangan lokal dan karya seni
lokal serta dibuatkan panggung hiburan sebagai tempat mementaskan seni tari
budaya yang ada di Kabupaten Sikka.
Ketua
Panitia Festival Seni Anak dan Pelajar VIII, Yohanes Lidi,S.Pd, dalam
laporannya mengatakan ada sebelas sekolah yang mengikuti kegiatan ini, 10
sekolah dasar dan 1 SMP. Sekolah yang ikut adalah SDK Watublapi, SDK Habi, SDK
Kewapante, SDI Damar Bima, SDK Wetakara, SDK Watuwitir, SDK kopong, SDN Wegok,
SDK Wegok Natar, SDK Magepanda, SMP Matter Bonney Concilli (MBC) Ohe.
Tampil
sebagai Juara I SMP Matter Bonney Concilli (MBC) Ohe dengan nilai 1357, Juara
II SDK Magepanda dengan nilai 1273 dan Juara III SDI Damar Jawa dengan nilai
1257. Piala dan hadiah hiburan diserahkan Presiden Direktur NTA Dr. Collin
Barlow, Camat Kewapante Servasius Sewar dan Camat Hewokloang FernandezWoda.
Hadir
dalam kegiatan tersebut, Presiden Direktur NTA Dr. Collin Barlow, Kapolsek
Kewapante IPTU I Made Kitug, Camat Kewapante Servasius Sewar, Camat Hewokloang
FernandezWoda, Kepala Desa Heo Puat Tomanus Moa Ro,S.Pt dan para undangan
lainnya. (djo/lorenz)
YPMF bukan FPMF
BalasHapusNTA : Nusatenggara Association (East Indonesia Aid)
Dr. Colin Barlow, bukan Collin Barlow
Presiden NTA, bukan Presiden Direktur NTA