Maumere, SATU SIKKA.- Rumah Komunitas Informasi Pariwisata (KiTa) Maumere yang
sedang dibangun di Kompleks Pusata Jajanan dan Cenderamata, Jl. El TariMaumere
akan dilengkapi dengan VSAT, terminal pemancar
dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke
hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola.
Ini disampaikan Toni
Nusrian saat memberikan materi pada Workshop
Komunitas Informasi Pariwisata (Kita) untukPengembangan Kawasan Pedesaan
Wisata Mandiri Lestari Kabupaten Sikka, di Aula Kantor Bappeda Sikka, Jl. Mawar
Maumere. Rabu (17/12/2014).
Menurut
Toni, teknologi ini sesuai bagi pengguna yang membutuhkan komunikasi dan
jaringan independen yang menghubungkan sejumlah tempat yang terpisah secara
geografis. Jaringan VSAT adalah layanan tambahan dari penyedia jasa satelit
untuk mendukung aplikasi Internet, data, LAN, suara dan faksimili serta VoIP.
VSAT sesuai dengan kebutuhan jaringan komunikasi publik maupun private.
Dengan
VSAT, Rumah KiTA dapat menyebarkan informasi pariwata secara luas. Dan para
wisatawan dapat dengan mudah mengakses informasi di Kabupaten Sikka dengan
jelas. Dimana data pariwisata dilengkapi dengan titik kordinat.
“sehingga
Rumah KiTA Maumere, harus mempunyai data valid dan benar dalam memberikan
informasi objek pariwisata di Kabupaten Sikka” jelas Toni.
Daerah pariwisata yang
sukses, tidak saja mengandalkan keindahan objek wisata yang ada. Namun yang
juga mereka perhatikan dan kembangkan adalah wisata kuliner, wisata seni
budaya, wisata alam dan terakhir didukung kearifan lokal.
Pada kesempatan yang sama
Toni, juga memutar film dokumenter yang dikerjakan IPB. Dalam film ini
menayangkan aneka keindahan dan panorama pariwisata yang ada di Kabupaten
Sikka. Baik wisata alam, religi maupun wisata riset yang ada di Kabupaten
Sikka.
Menurut Toni, ada banyak
objek pariwisata di Kabupaten Sikka. Kesemuanya indah dan menyimpan potensi
yang luar biasa. Namun sayang, semua objek pariwisata yang ada di Kabupaten
Sikka belum dikelola secara baik. Dan pengelolaannya pun harus terus berlanjut,
tidak seperti mengelola pasar malam. Selesai kegiatan pasar pun sepi.
“dari pengamatan, kami
menawarkan wisata religi yang harus diangkat dan dijadikan destinasi
pariwisata. Mengapa ? sebab, Kabupaten Sikka memiliki warisan dan tempat wisata
religi yang hampir terdapat disemua wilayah kecamatan yang ada yang merupakan
warisan peninggalan Protugis dan Belanda. Kami menyebut Sikka, Negeri 1000
Kapela” jelas Toni.
Sementara Wakil Bupati
Sikka, Drs. Paolus Nong Susar dalam arahannya saat membuka kegiatan tersebut
mengatakan, Pemerintah telah membangun Pusat Jajanan dan Cendramata sebagai
bagian dari wisata kuliner di Eks Pasar Perumnas.
“saya berharap agar
pengelolaan pariwisata tidak saja mengedepankan sasaran ekonomi, namun juga
harus memperhatikan masalah sosial, antara lain membuka Network (jaringan
kerja) dengan pihak dan daerah lain” tutur Nong Susar.
Nong Susar menambahkan,
untuk bisa mencapai hasil maksimal dalam pengelolaan pariwisata harus
melibatkan banyak orang, baik dalam hal promosi maupun tindakan nyata membangun
pariwisata. Dibutuhkan adanya inovasi, membuat gebrakan dan mempunyai jiwa
prakarsa yang tinggi guna memajukan pariwisata di Kabupaten Sikka.
Kegiatan Workshop ini
diselenggarakan Kementerian Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia bersama Rumah Komunitas Informasi Pariwisata (KiTA) Maumere. Dihadiri
perwakilan SKPD, Para Kepala Desa dan Anggota Komunitas Pencinta Pariwisata
Kabupaten Sikka. (djo)
0 komentar:
Posting Komentar