Peserta Koordinasi Kebijakan Rumah KITA DATANG |
Maumere,
SATU SIKKA.- Sektor
pariwisata jika dikelola secara baik akan menjadi lokomotif pembangunan daerah.
Mencontohi daerah lain, pariwisata menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD)
yang mana setiap desa diberi kewenanan untuk menghidupkan kegiatan
kepariwisataan yang ada.
Demikian
disampaikan Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar, dalam sambutannya
ketika membuka Rapat Koordinasi Kebijakan Rumah Komunitas Informasi Wisata
Daerah Tertinggal (KITA DATANG), di Aula Hotel Sylvia, Jl. Gajah Mada Maumere,
Kamis (27/11/2014).
Sebagai
mana diamanatkan dalam Undang – undang Nomor 06 Tahun 20414 yang mengamanatkan
desa sebagai ruang administrasi pembangunan, juga mempunyai kewenangan untuk
menghidupkan industri pariwisata. Desa hendaknya membangun peran menjadi
pelopor untuk memajukan pariwisata, sebab banyak objek wisata berada di wilayah
administrasi desa.
“untuk
menyukseskan ini semua tentunya dibutukan ide, gagasan pikiran dan peran
Universitas Nusa Nipa (UNIPA) dan kampus –kampus yang ada. Agar pariwisata di
Kabupaten Sikka makin menyolok dan dikenal ke luar” harap Nong Susar.
Dinas
instansi terkait antara lain Bappeda dan Dinas Pariwisata diharapkan ikut ambil
bagian dan mendukung RUMAH KITA DATANG untuk menggerakan kehidupan pariwisata
di Kabupaten Sikka yang mana dikenal sebagai kabupaten pintu masuk daratan
Flores dan Lembata.
Permasalahan
yang hadapi saat ini antara lain, lemahnya kapasitas SDM pengelola pariwisata,
belum terorganisirnya kegiatan wisata disetiap desa, tidak adanya fasilitas
yang mendukung kegiatan produksi produk lokal dan kurang baiknya akses jalan
menuju lokasi dimana potensi – potensi periwisata desa berada.
Mengahadapi
permasalahan diatas, Pemerintah Kabupaten Sikka akan memberikan perhatian dan
pembangunan infrastruktur di desa guna mendukung pembangunan pariwisata di
tingkat desa. Yang tentunya akan dilakukan secara bertahap.
Untuk
saat ini RUMAH KITA DATANG, fokus pada tujuh desa wisata mandiri lestari. Yakni
Desa Koja Gete sebagai Model Wisata Kepulauan / Maritim. Desa Nita dan Desa
Sikka sebagai Model Wisata Religi / Rohani, Desa Wolowiro dan Desa Uma Uta
sebagai Model Wisata Sosial Budaya serta Desa Watuliwung dan Desa Wairterang
sebagai Model Wisata Riset / Pendidikan.
Hadir
pada kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka dr. Valentinus Sili
Tupen, MKM, Lala M. Kolapaking, PHd dari Pusat Studi Pembanguan Pertanian dan
Pedesaan (PSP3) Intitut Pertanian Bogor (IPB). Angelinus Vincentius Rektor
Univesitas Nusa Nipa Maumere, Sekrtaris Bappeda Sikka Adrianus
Firminus Parera, SE.Msi, SKPD dan Para Kepada Desa.
Menurut
Lala, gagasan pembangunan kawasan pedesaan melalui pariwisata berbasis
komunitas dan desa sebagai lokomotif perlu dipromosikan dan disepakati untuk
diperjuangkan bersama. Dan manfaat ekonomi dan ekologi perlu diorganisasikan
dengan mengembangkan bisnis yang dikuasai oleh masyarakat. Satu peluang adalah
pengembangan BUMDes / BUM AntarDes sebagai enterprise.(djo)
0 komentar:
Posting Komentar