Rabu, 17 Desember 2014

FERDIAN : PARIWISATA JANGAN DIKELOLA SEPERTI PASAR MALAM

Ferdian Toni Nusrian saat memberikan materi pada Workshop  Komunitas Informasi Pariwisata (Kita) 
untuk Pengembangan Kawasan Pedesaan Wisata Mandiri Lestari Kabupaten Sikka,
Maumere, SATU SIKKA.- Ferdian Toni Nusrian, dari Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan  ( PSP3) – Institut Pertanian Bogor (IPB), mengharapkan agar pariwisata di Kabupaten Sikka jangan dikelola seperti pasar malam. Begitu selesai kegiatan, pasar langsung sepi, namun pengelolaan pariwisata yang baik adalah dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan.

Ini disampaikan Toni Nusrian saat memberikan materi pada Workshop  Komunitas Informasi Pariwisata (Kita) untukPengembangan Kawasan Pedesaan Wisata Mandiri Lestari Kabupaten Sikka, di Aula Kantor Bappeda Sikka, Jl. Mawar Maumere. Rabu (17/12/2014).

Menurut Toni, ada banyak objek pariwisata di Kabupaten Sikka. Kesemuanya indah dan menyimpan potensi yang luar biasa. Namun sayang, semua objek pariwisata yang ada di Kabupaten Sikka belum dikelola secara baik.

“dari pengamatan, kami menawarkan wisata religi yang harus diangkat dan dijadikan destinasi pariwisata. Mengapa ? sebab, Kabupaten Sikka memiliki warisan dan tempat wisata religi yang hampir terdapat disemua wilayah kecamatan yang ada. Kami menyebut Sikka, Negeri 1000 Kapela” jelas Toni.

Untuk dapat memaksimalkan pengelolaan pariwisata adalah harus dimulai dari bawah. Masyarakat, LSM dan Pemerintahan Kabupaten Sikka supaya bersinergi. Satu tekad dan niat dalam memajukan pengelolaan pariwisata.

Daerah periwisata yang sukses, tidak saja mengandalkan keindahan objek wisata yang ada. Namun yang juga mereka perhatikan dan kembangkan adalah wisata kuliner, wisata seni budaya, wisata alam dan terakhir didukung kearifan lokal.

“yang juga tak kalah pentingnya adalah sikap. Masyarakat sebagai sumber informasi harus ramah dan santun, memberikan informasi yang benar dan jelas terkait lokasi pariwisata, serta setidaknya mahir berbahasa Inggris” tambah Toni.

Ada lima model pengembangan pedesaan wisata mandiri lestari, yakni model pengembangan wisata tambang dan konservasi, model pengembangan wisata kepulauan, model pengembangan wisata lingkungan sosial dan budaya, model pengembangan wisata religi dan model pengembangan wisata riset / pendidikan.

Sementara Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar dalam arahannya saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, Pemerintah telah membangun Pusat Jajanan dan Cendramata sebagai bagian dari wisata kuliner di Eks Pasar Perumnas.

“saya berharap agar pengelolaan pariwisata tidak saja mengedepankan sasaran ekonomi, namun juga harus memperhatikan masalah sosial, antara lain membuka Network (jaringan kerja) dengan pihak dan daerah lain” tutur Nong Susar.

Nong Susar menambahkan, untuk bisa mencapai hasil maksimal dalam pengelolaan pariwisata harus melibatkan banyak orang, baik dalam hal promosi maupun tindakan nyata membangun pariwisata. Dibutuhkan adanya inovasi, membuat gebrakan dan mempunyai jiwa prakarsa yang tinggi guna memajukan pariwisata di Kabupaten Sikka.


Kegiatan Workshop ini diselenggarakan Kementerian Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia bersama Rumah Komunitas Informasi Pariwisata (KiTA) Maumere. Dihadiri perwakilan SKPD, Para Kepala Desa dan Anggota Komunitas Pencinta Pariwisata Kabupaten Sikka. (djo)

0 komentar:

Posting Komentar

JADWAL KEGIATAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI SIKKA : * Selasa (26 Januari 2016). Rapat Paripurna di Aula DPRD Kabupaten Sikka. Jam 09.00 WITA.** Rabu (27 Januari 2016) Hadiri Acara Pembukaan Lamun di Patisomba. Jam 09.00 WITA. .-jadwal sewaktu - waktu bisa berubah. Terima Kasih.