Ferdian Toni Nusrian saat memberikan materi pada Workshop Komunitas Informasi Pariwisata (Kita) untuk Pengembangan Kawasan Pedesaan Wisata Mandiri Lestari Kabupaten Sikka, |
Maumere, SATU SIKKA.- Ferdian Toni
Nusrian, dari Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan ( PSP3) – Institut Pertanian Bogor (IPB),
mengharapkan agar pariwisata di Kabupaten Sikka jangan dikelola seperti pasar
malam. Begitu selesai kegiatan, pasar langsung sepi, namun pengelolaan
pariwisata yang baik adalah dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan.
Ini disampaikan Toni Nusrian saat
memberikan materi pada Workshop
Komunitas Informasi Pariwisata (Kita) untukPengembangan Kawasan Pedesaan
Wisata Mandiri Lestari Kabupaten Sikka, di Aula Kantor Bappeda Sikka, Jl. Mawar
Maumere. Rabu (17/12/2014).
Menurut Toni, ada banyak objek pariwisata
di Kabupaten Sikka. Kesemuanya indah dan menyimpan potensi yang luar biasa.
Namun sayang, semua objek pariwisata yang ada di Kabupaten Sikka belum dikelola
secara baik.
“dari pengamatan, kami menawarkan wisata
religi yang harus diangkat dan dijadikan destinasi pariwisata. Mengapa ? sebab,
Kabupaten Sikka memiliki warisan dan tempat wisata religi yang hampir terdapat
disemua wilayah kecamatan yang ada. Kami menyebut Sikka, Negeri 1000 Kapela”
jelas Toni.
Untuk dapat memaksimalkan pengelolaan
pariwisata adalah harus dimulai dari bawah. Masyarakat, LSM dan Pemerintahan
Kabupaten Sikka supaya bersinergi. Satu tekad dan niat dalam memajukan
pengelolaan pariwisata.
Daerah periwisata yang sukses, tidak saja
mengandalkan keindahan objek wisata yang ada. Namun yang juga mereka perhatikan
dan kembangkan adalah wisata kuliner, wisata seni budaya, wisata alam dan
terakhir didukung kearifan lokal.
“yang juga tak kalah pentingnya adalah
sikap. Masyarakat sebagai sumber informasi harus ramah dan santun, memberikan
informasi yang benar dan jelas terkait lokasi pariwisata, serta setidaknya
mahir berbahasa Inggris” tambah Toni.
Ada lima model pengembangan pedesaan
wisata mandiri lestari, yakni model pengembangan wisata tambang dan konservasi,
model pengembangan wisata kepulauan, model pengembangan wisata lingkungan
sosial dan budaya, model pengembangan wisata religi dan model pengembangan
wisata riset / pendidikan.
Sementara Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus
Nong Susar dalam arahannya saat membuka kegiatan tersebut mengatakan,
Pemerintah telah membangun Pusat Jajanan dan Cendramata sebagai bagian dari
wisata kuliner di Eks Pasar Perumnas.
“saya berharap agar pengelolaan
pariwisata tidak saja mengedepankan sasaran ekonomi, namun juga harus
memperhatikan masalah sosial, antara lain membuka Network (jaringan kerja)
dengan pihak dan daerah lain” tutur Nong Susar.
Nong Susar menambahkan, untuk bisa
mencapai hasil maksimal dalam pengelolaan pariwisata harus melibatkan banyak
orang, baik dalam hal promosi maupun tindakan nyata membangun pariwisata.
Dibutuhkan adanya inovasi, membuat gebrakan dan mempunyai jiwa prakarsa yang
tinggi guna memajukan pariwisata di Kabupaten Sikka.
Kegiatan Workshop ini diselenggarakan
Kementerian Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia bersama
Rumah Komunitas Informasi Pariwisata (KiTA) Maumere. Dihadiri perwakilan SKPD,
Para Kepala Desa dan Anggota Komunitas Pencinta Pariwisata Kabupaten Sikka. (djo)
0 komentar:
Posting Komentar