Lurah Kabor, Abi Parera (baju sarung berdiri) dan Kasie Informatika Dinas Pariwisata, Sentus Botha saat beraudience dengan pedagang sarung. |
Kabor,
SATU SIKKA.- Sudah
dua puluh tahun jualan sarung di tepi jalan, Depan Toko Lio, Jl. Moa Toda
Maumere, Warga Kelurahan Kabor, Maximus dan Petrus minta Pemerintah Kabupaten Sikka
siapkan tempat yang layak.
Demikian
harapan ini disampaikan, Maximus dan Petrus, saat ditemui media ini di Lokasi
Jualan, Kamis (09/10/2014).
Selain
mempunyai tempat yang layak dan terpusat, keduanya juga siap mendukung
pemerintah memromosikan kerajinan tenun yang ada sebagai bentuk partisipasi
mendukung program pemerintah disektor pariwisata.
Menindaklanjuti
niat Maximus dan Petrus , Lurah Kabor Bernadus Absalon Abi Parera,S.Sos. siap
memfasilitasi warganya sehingga bisa mendapatkan tempat di Gallery Budaya Sikka yang sedang dibangun Pemkab Sikka
di Ex Pasar Perumnas, Jl . Anggrek Maumere.
Terhadap
hal ini, Abi Parera bersama Kasie Informatika pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Sikka, Sentus Botha, langsung mengunjungi lapak jualan milik Maximus dan Petrus
di Jl. Moa Toda.
Saat
dikonfirmasi, Sentus Botha mengungkapkan pada dasarnya Pemerintah Kabupaten
Sikka melalui Dinas Pariwisata siap memfasilitasi kebutuhan pada pedagang
sarung terkait tempat dan lokasi yang memadai untuk menawarkan dagangannya.
“
jika tempat tidak ada di Pusat Gallery yang sedang dibangun, kami siap
membangun sendiri asal berada dalam lokasi Gallery Seni yang sedang dibangun. Sehingga
semua kerajinan tangan yang dijual semua terpusat disatu lokasi ” tandas Maxi.
Menurut
Petrus, ia dan teman – teman yang berjualan sarung tenun lokal sudah dimulai
sejak 20 tahun lalu. Pembeli selain turis luas negeri juga dalam negeri seperti
warga Bali. Untuk patokan harga tergantung pada motif dan bahan pembuatannya. Jika
semuanya dibuat secara tradisional, dari alam tanpa bahan kimia, harga tenunan
tentunya lebih mahal dibanding dengan bahan dan pewarna dari toko._(djo)
0 komentar:
Posting Komentar