AN-SAR saat tatap muka dengan petani dan PPL di Talibura |
Di
tahun 2014 telah dianggarkan dana Rp 1 Millyar untuk berbagai kegiatan yang
mendukung kinerja (Badan Penyuluh Kecamatan (BPK). Antara lain rehap kantor BPK
dan pengadaan kendaraan. Prioritas anggaran yang ada tentunya untuk BPK yang
medannya berat, seperti Doreng, Mapitara, Waiblama, Tanawawo, Bola dan PaluE.
Dan
ditahun ini juga telah disiapkan dana Rp. 900 Juta bagi Gapoktan, yang saat ini
dana tersebut sedang dalam proses pencairan.
Demikian
hal ini disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten
Sikka, Dra. Matha Huberty Pega, menanggapi harapan PPL pada kegiatan Temu
Lapangan Bupati Sikka Drs. Yosep Ansar Rera dan Wakil Bupati Sikka, Drs Paolus
Nong Susar dengan Para Penyuluh Sembilan Kecamatan dan Petani di Tana Merah,
Desa Talibura Kecamatan Talibura, Sabtu (06/09/2014).
“kami
mengharapkan agar pengelolaan dana ini dilakukan dengan baik dan sesuai
peruntukannya. Dan ditahun 2015 melalui KUA PPS, akan ditambah tenaga penyulu
sebanyak 50 orang untuk mengatasi kekurangan tenaga penyuluh.
”
harap Huberty.
Huberty
juga mengajak dinas instansi terkait untuk bersinergi dalam upaya meningkatkan
ketahanan pangan di Kabupaten Sikka. Sebab, dengan menjaga ketahanan pangan
secara baik tentu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini tentunya
menjadi tanggung jawab kita bersama.
Disesi
dialog, Kepala Badan Penyuluh Kecamatan (BPK) Hewokloang, Klemensius, menjelaskan
usia kakao di Sikka saat ini rata – rata diatas 25 tahun, untuk itu dibutuhkan
peremajaan karena sudah tidak produktif. Sehingga dibutuhkan perhatian semua
pihak agar produksi kakao bisa berjalan normal.
“
Kabupaten Sikka menjadikan kakao sebagai produk andalan, namun perlu saya
sampaikan bahwa kakao yang ada saat ini sudah tidak produktif. Ibarat manusia
yang sudah kakek nenek ” ujar Klemens.
Dikesempatan
yang sama, Kepala BPK Keecmatan Mapitara Mangsi Menga mengungkapkan bahwa untuk
menyukseskan berbagai pelaksanaan program kerjanya, BPK juga membutuhkan biaya
operasional.
“saya
berharap biaya operasional BPK supaya diperhatikan dan besarannya agar
disesuaikan dengan medan geografis dimana BPK dan PPL bertugas” saran Mangsi.
Diakui
bahwa sumber daya alam (SDA) yang ada di Mapitara sangat luar biasa kaya. Namun
kendala yang dihadapi petani adalah masalah transportasi. Selain karena jarak
juga biaya transportasi sangat tinggi, sementara harga komoditi cenderung tidak
memihak pada petani.
Permasalahan
lain yang juga diungkapkan BPK dan Penyuluh Peetani Lapangan (PPL) adalah masih
kurangnya tenaga PPL. Jumlah petani yang banyak tidak seimbang dengan PPL yang
ada. Dan perlu adanya pelatihan dan bimbingan secara berkelanjutan bagi PPL dan
Petani.
Menganggapi
hal ini, Ansar Rera mengatakan bahwa Sudah
menjadi niat dan tekad kami untuk meningkatkan pendapatan di sektor pertanian.
Permasalahan – permalahan yang disampaikan tentunya harus diselesaikan. Selama
ini kita sudah perjuangkan, namun belum membuahkan hasil yang maksimal.
Semua
permasalahan ini perlu mendapat
perhatian serius pemerintah guna meningkatkan produktifitas serta menjaga
kualitas kakao, kelapa dan mente secara baik. Salah satunya adalah dengan
melakukan peremajaan.
“
ada tiga komoditi yang kita andalkan dan sudah ada LSM yang siap bekerja sama
dengan kita untuk memproduksi kakao, kelapa dan mente. Dan mereka siap untuk
mempromosikan ke luar “ jelas Ansar.
Dengan
memperbanyak penyuluh tentunya akan lebih baik dalam membimbing petani. Namun
kualitas PPL juga perlu kita perhatikan, sehingga perlu dilakukan pelatihan.
Ini akan menjadiperhatian pemerintah dan soal anggaran akan kita perjuangkan.
Sehingga
Ansar menegaskan agar segera dibentuk tim yang terdiri dari dinas instansi
terkait. Antara lain Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan, Litbang Maumere, Dinas
Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan Perikanan dan Bappeda. Tim ini akan
melakukan pendataan dan kajian sehingga dalam mengambil keputusan dan
penganggarannya nanti tepat sasaran.
Sebelum
melakukan tatap muka dan dialog dengan Petani Talibura dan PPL dari sembilan
kecamatan; Kecamatan
Talibura, Waiblama, Doreng, Mapitara, Hewokloang, Kewapante, KangaE dan Waigete
di Kebun Kakao, Dusun Tana Merah, Desa Talibura Kecamatan Talibura. Bupati
Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera dan Wakil Bupati Sikka Drs. Paolus Nong Susar saat
meninjau Pusat Pengembangan Peternakan Swadaya yang dikelola Kelompok Tani Karya
Sehati di Talibura Kecamatan Talibura.
Selain
itu juga berkesempatan meninjau tanaman pot dan verticulture milik Ketua
Kelompok Tani Karya Sehati, Robert Tanjung dan melihat kebun contoh milik
Yoseph Pawe, yang adalah seorang peserta PENAS 2014, di Habi Hodor Talibura.***
0 komentar:
Posting Komentar